Dalam reuni aksi 212
banyak sekali yang terlibat di dalamnya, salah satunya Amien Rais. Beliau patut
di kagumi adalah sikap terus terang dan ikut berdiri di garis depan dan berani
menanggung resiko bahwa dirinya mengikuti aksi dari reuni 212 dan beliau ikut
tampil untuk mendukung dan memberi semangat peserta reuni lainnya. Memiliki
usia yang bisa terbilang tua tidak menutup kemungkinan bahwa ia masih
bersemangat layaknya anak muda dan tetap enerjik lantang menyuarakan kebenaran yang
seharusnya anak muda jaman sekarang dapat mengambil contoh dari Amin Rais.
Acara reuni 212 membuktikan bahwa acara reuni tersebut masih dalam koridor
bingkai NKRI, Bhineka Tunggal Ika Pancasila dan UUD 45, demikian juga acara
tersebut masih dalam hukum yang berlaku dalam mengekspresikan kebebasan
berkumpul dan mengeluarkan pendapat yang di lindungi UUD. Potensi adanya
kerusuhan dari kaum “penyusup” yang ingin mengganggu acara tersebut telah di
jaga oleh pihak panitia dengan mengaktifkan pengamanan internal mereka.
Sehingga apabila ada yang ingin merusaknya dan berusaha agar kejadian tersebut
dapat di expose di media social tidak dapat terjadi, karena masih banyak
petinggi-petinggi yang menginginkan hal seperti itu. Reuni aksi ini banyak
sekali pemeran dalam mengurus daerah yang ikut serta di dalamnya. Acara
tersebut intinya ialah untuk mengemukakan kepahitan atau keindahan yang di
alami, hal ini di kemukakan untuk memajukan dan membangun kesejahteraan rakyat.
Reuni aksi 212, Anies
Baswedan menjadi salah satu tokoh yang hadir dalam aksi tersebut. Beliau
mengatakan bahwa pesan utama dalam kegiatan tersebut adalah persatuan dan ia
menyinggung soal perbedaan yang tidak bisa di hindari dan pasti hadir dalam
kehidupan sebagai warna negara. Kalau mengingat kembali, aksi yang menamainya
dengan tiga angka tersebut bermula dari hasil sebuah unjuk kekuatan yang di
lakukan untuk menjatuhkan pasangan Jokowi dan JK yang di tuding telah memihak
kepada salah satu peserta pilkada DKI Jakarta yang di anggap sebagai penista
agama. Kita tahu bahwa yang maksud adalah Basuki Tjahaja Purnama yang sering di
sapa Ahok. Dengan demikian Reuni Alumni 212 selain di anggap sebagai unjuk
kekuatan, berkumpulnya juga kembali kelompok yang memuluskan pasangan
Anies-Sandi dalam memenangkan Pilkada DKI Jakarta, masyarakat luar
bertanya-tanya sudah tepatkah penggunaan kata alumni untuk perserta para
peserta suatu aksi, yang juga hanya berlangsung hanya dalam tempo sehari?. Kita
liat secara tekstual, kata alumni memiliki makna bekas pelajar atau lulusan
suatu sekolah, sehingga publikpun menilai bahwa seoang Anies ceroboh dalam
penggunaan kata alumni tidak sesuai pada tempatnya. Sehingga bila mencermati
sikap dan perilaku Anies Baswedan yang konon berambisi hendak maju di ajang
Pilpres 2019 mendatang, sepertinya tidak akan seberuntung dalam Pilkada DKI
Jakarta tempo hari, dan menjadi Gubernur untuk selama lima tahun, tapi
sebaliknya tidak menutup kemungkinan justru hanya akan menuai kekalahan yang
terkadang sungguh menyakitkan bagi yang bersangkutan.
Priscilla Annabel Karen / 00000016107
No comments:
Post a Comment