Margareta Alice Stephanie Jahja
00000016974
![]() |
sumber foto: PT. Solid Gold Berjangka Semarang |
Pada awal tahun 2017 kita dikejutkan oleh harga cabai yang melonjak sangat drastis mencapai hingga tiga kali lipat, yaitu Rp 140.000-, per kilogram. Cuaca buruk menjadi alasan utama para petani cabai rawit merah pada saat itu. Namun berbeda pada akhir tahun 2017, harga cabai rawit merah menurun hingga mencapai Rp 20.000-, per kilogram.
BACA JUGA: http://onlinejournalismuph2017.blogspot.co.id/2017/12/lama-tidak-muncul-di-panggung-indonesia.html
Penurunan harga ini cukup
mengherankan, karena pada tahun-tahun sebelumnya harga cabai rawit merah selalu
lebih mahal dibanding cabai merah keriting. Menurut Pusat Informasi Harga
Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga cabai merah keriting lebih tinggi
jika dibanding harga cabai rawit merah (1/12/2017),
yaitu mencapai Rp 35.500-, per kilogram sedangkan harga cabai rawit merah sudah
stabil sejak tiga minggu yang lalu dengan harga Rp 20.000-, per kilogram.
![]() |
Harga rata-rata dan perubahan 1 Desember 2017 menurut PIHPSN |
Harga cabai keriting yang sekarang
malah menjadi mahal, menjadikan ibu rumah tangga beralih membuat sambal di
masakannya dengan menggunakan cabai rawit merah. Ibu Kuswari (60 tahun) seorang
ibu rumah tangga yang memiliki suami suka makan makanan pedas menjadi lebih tenang
karena uang belanjanya lebih hemat dibanding awal tahun lalu ketika harga cabai
melonjak, dan ia juga merasa harga cabai keriting yang sekarang lebih tinggi
dari harga cabai rawit merah, lebih menguntungkan baginya. Pasalnya rasa cabai
rawit merah lebih pedas daripada harga cabai rawit keriting, jadi untuk
mendapatkan cita rasa pedas tidak perlu cabai yang lebih banyak lagi ketika
menggunakan cabai rawit merah.
Sumber:
http://hargapangan.id/
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-38551692
Sumber:
http://hargapangan.id/
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-38551692
No comments:
Post a Comment