Meski menuai kritik, Pemerinta Bangladesh tetap berencana untuk memindahkan ratusan ribu pengungsi Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala.
![]() |
Perdana Menteri
Bangladesh Sheikh Hasina (Dokumentasi:
ANTARA FOTO/AACC2015)
|
Setelah
memanasnya kekerasan militer terhadap etnis Rohingya di kampung halaman mereka
di Rakhine, hampir semua masyarakat akhirnya mengungsi ke negara tetangga,
Bangladesh.
Tercatat,
sudah ada sekitar 400 ribu imigran yang berada di Cox’s Bazar Bangladesh, juga
kini ada sekitar 235 ribu Rohingya yang berada di perbatasan negaranya.
Perdana
menteri Bangladesh, Sheikh Hasina mengatakan bahwa mereka sudah tidak bsia
menampung pengungsi lagi, dan berencana akan memindahkan para pengungsi ke
suatu pulau terpencil di Teluk Benggala, bernama Pulau Thengar Char.
“Kami sudah meminta badan-badan
internasional untuk membantu kami memindahkan sementara Rohingya ke satu tempat
di mana mereka bisa hidup, di satu pulau bernama Thengar Char,"
ujar Sheikh Hasina, Rabu, (6/9).
Pasalnya,
pada kasus Rohingya kali ini, Bangladesh bisa menerima sekitar 123 ribu
pengungsi dalam waktu 10 hari. Selain karena itu, Menteri Perncanaan, Mustafa
Kamal juga menambahkan bawa banyak pengungsi Rohingya yang hidup dalam kondisi
memperihatinkan.
Ia
juga mengatakan bahwa alasan keamanan juga menjadi salah satu faktornya.
”Lonjakan
pengungsi bisa menjadi ancaman bagi keamanan juga lingkungan,” Kata Mustafa (28/11)
Bangladesh
pun kembali mempertimbangkan untuk membangun Thengar Char yang pernah disebut
pada tahun 2015, sebagai rumah sementara bagi sekitar 100 ribu pengungsi
Rohingya.
Sekretaris
Perencanaan Negara Bangladesh, Ziaul Islam, mengatakan bahwa pengembangan pulau
ini masuk dalam proyek senilai US$ 280 juta atau sekitar Rp. 3,7 trilun, dan
akan selesai pada bulan Mei 2018 nanti.
Pada
awalnya, pulau Thengar Char ini muncul ke permukaan air di lepas pantai
Bangladesh sekitar 11 tahun lalu. Pulau ini biasanya terdendam banjir pada Juni
hingga September. Sebelum dialih fungsikan, pulau ini juga kerap digunakan para
pembajak untuk menyadera orang demi mendapat tebusan.
Sampai sekarang, belum
ada akses jalan di Thengar Char.
Meski
pulau ini masih dianggap tidak layak huni, dan mendapat kritikan dari para
aktivis HAM karena pemerintah dianggap tidak serius dalam menolong Rohingya,
Namun Hasina yakin hal ini bisa menjadi solusi sementara untuk menampung
pengungsi tersebut.
Referensi:
4. BBC News
No comments:
Post a Comment