Sunday, December 3, 2017

Tidak Sanggup Menampung Pengungsi, Bangladesh Akan Pindahakan Rohingya ke Pulau Terpencil

Oleh: Clarissa Adeline/00000012031

Meski menuai kritik, Pemerinta Bangladesh tetap berencana untuk memindahkan ratusan ribu pengungsi Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala.


Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (Dokumentasi: ANTARA FOTO/AACC2015)


Setelah memanasnya kekerasan militer terhadap etnis Rohingya di kampung halaman mereka di Rakhine, hampir semua masyarakat akhirnya mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh.

Tercatat, sudah ada sekitar 400 ribu imigran yang berada di Cox’s Bazar Bangladesh, juga kini ada sekitar 235 ribu Rohingya yang berada di perbatasan negaranya.

Perdana menteri Bangladesh, Sheikh Hasina mengatakan bahwa mereka sudah tidak bsia menampung pengungsi lagi, dan berencana akan memindahkan para pengungsi ke suatu pulau terpencil di Teluk Benggala, bernama Pulau Thengar Char.

“Kami sudah meminta badan-badan internasional untuk membantu kami memindahkan sementara Rohingya ke satu tempat di mana mereka bisa hidup, di satu pulau bernama Thengar Char," ujar Sheikh Hasina, Rabu, (6/9).

Pasalnya, pada kasus Rohingya kali ini, Bangladesh bisa menerima sekitar 123 ribu pengungsi dalam waktu 10 hari. Selain karena itu, Menteri Perncanaan, Mustafa Kamal juga menambahkan bawa banyak pengungsi Rohingya yang hidup dalam kondisi memperihatinkan.

Ia juga mengatakan bahwa alasan keamanan juga menjadi salah satu faktornya.
”Lonjakan pengungsi bisa menjadi ancaman bagi keamanan juga lingkungan,” Kata Mustafa (28/11)

Bangladesh pun kembali mempertimbangkan untuk membangun Thengar Char yang pernah disebut pada tahun 2015, sebagai rumah sementara bagi sekitar 100 ribu pengungsi Rohingya.

Sekretaris Perencanaan Negara Bangladesh, Ziaul Islam, mengatakan bahwa pengembangan pulau ini masuk dalam proyek senilai US$ 280 juta atau sekitar Rp. 3,7 trilun, dan akan selesai pada bulan Mei 2018 nanti.

Pada awalnya, pulau Thengar Char ini muncul ke permukaan air di lepas pantai Bangladesh sekitar 11 tahun lalu. Pulau ini biasanya terdendam banjir pada Juni hingga September. Sebelum dialih fungsikan, pulau ini juga kerap digunakan para pembajak untuk menyadera orang demi mendapat tebusan.

Sampai sekarang, belum ada akses jalan di Thengar Char.

Meski pulau ini masih dianggap tidak layak huni, dan mendapat kritikan dari para aktivis HAM karena pemerintah dianggap tidak serius dalam menolong Rohingya, Namun Hasina yakin hal ini bisa menjadi solusi sementara untuk menampung pengungsi tersebut.

Referensi:

No comments:

Post a Comment

Perbedaan Latar Belakang Tidak Menghalangi Pangeran Harry dan Meghan Markle Untuk Menikah

Perbedaan Latar Belakang Tidak Menghalangi Pangeran Harry dan Meghan Markle Untuk Menikah               Jakarta, indonesia—Awal Nove...